Pertamina Edukasi Masyarakat Jambi untuk Mitigasi Karhutla Untuk Antisipasi Rawan Kebakaran
Ketua Gapoktanhut Berkah Hijau Lestari, Edi Susanto mengatakan program ini sangat membantu para masyarakat yang sebagian besar merupakan para transmigran dari pulau Jawa ini.
Berbagai upaya dilakukan PT Pertamina (Persero) bersama masyarakat dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di lingkungan sekitar area operasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang.
Salah satu programnya adalah dengan memberdayakan masyarakat Dusun 7 Desa Muara Medak Banyung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) dalam pencegahan kebakaran hutan serta pelatihan penanganan kebakaran karhutla kepada masyarakat.
"Memang program ini sangat membantu kami, bagaimana untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan yang disebabkan lahan gambut," kata Edi kepada awak media di Jambi, Selasa (8/11/2022).
Provinsi Jambi pernah dikurung pekatnya asap kebakaran lahan dan hutan cukup parah pada 2015 dan 2019. Kondisi kala itu membuat langit Jambi berubah menjadi merah kehitaman.
Edi pun sangat ingat akan peristiwa itu hingga saat ini. "Waktu itu kebakaran hebat pada 2015 dan 2019 areal luas lahan yang terbakar pun sangat luas," tutur Edi.
Edi menyebutkan bahwa wilayah Jambi ini merupakan salah satu wilayah rawan terjadi karhutla karena mayoritas tanah di daerah ini merupakan lahan gambut, sehingga memiliki karakteristik mudah terbakar terutama ketika musim kemarau.
Apalagi kata dia hingga saat ini pembukaan lahan dengan cara dibakar masih cukup marak. Untuk itu kata dia mitigasi dalam penanganan karhutla ini menjadi sangat penting untuk diberikan kepada masyarakat.
"Program ini membantu masyarakat memahami dan melakukan mitigasi untuk kebakaran hutan," paparnya.
Edi memaparkan dalam program ini telah diajarkan bagaimana membuat sekat kanal terpal dan sekat kanal permanen yang memiliki tujuan untuk menaikkan daya simpan (retensi) air pada badan kanal dan sekitarnya dan mencegah terjadinya penurunan permukaan air di lahan gambut. Sehingga lahan gambut di sekitarnya tetap basah dan sulit terbakar.
"Sekat kanal terpal lebih efektif serta ekonomis bagi masyarakat untuk melindungi lahan gambut. Sedangkan sekat permanen dibuat dengan menggunakan kayu sehingga membutuhkan biaya yang lebih besar," paparnya.
Ia mengaku mendapatkan pelatihan dalam bentuk pendampingan pelatihan repair atau regu peduli air. Dalam repair ini terdapat 30 orang terlibat langsung.
"Kebakaran 2019 walaupun terjadi kebakaran, kebakaran gambut mengalami penurunan signifikan. 2019 alhamdulilah sudah di repair sekat kanal terpal sehingga walau terjadi kebakaran di atasnya bukan di gambut dalam," ucapnya.
Selain itu pemanfaatan lahan juga telah memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat baik dari hasil pertanian Nanas, Jelutung dan Pinang dan juga pembuatan anyaman dari rotan hingga beragam produk olahan yang dibuat ibu rumah tangga.
Saat ini kata Edi di wilayahnya jumlah sekat kanal terpal mencapai 16 titik dan sekat permanen 2 unit.
Tak hanya itu, bentuk mitigasi lainnya yang dilakukan warga bersama PHE yakni membuat sekat bakar dengan menanam tanaman seperti nanas, jelutung dan pinang. Penanaman ini memiliki tujuan untuk memecah angin ataupun untuk menghentikan penjalaran api.
"Sekat bakar untuk mencegah agar kebakaran tidak menjalar"ucapnya.
Sebagai informasi, perhutanan sosial inovatif berbasis agroforestry merupakan bentuk sinergitas pengelolaan gapoktan berkah hijau lestari dan kelompok PKK Dusun VII, Desa Muara Medak serta melibatkan masyarakat suku anak dalam (SAD).
Alhasil dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan produksi, pemanfaatan SDA lokal beserta peningkatan SDM masyarakat serta peningkatan pendidikan anak SAD.
sumber : suara
0 comments:
Post a Comment